Cara Cepat dan Mudah Meningkatkan Nilai Konversi Blog – Bagian 1
Cara Meningkatkan Blog Conversion Rates
Di masa sekarang, kita sering sekali menggunakan teknik-teknik pemasaran konten untuk mendapatkan hasil bisnis yang baik.
Hasil bisnis ini biasanya dapat terlihat melalui beberapa bentuk konversi, seperti jumlah email pelanggan, atau leads itu sendiri.
Menurut perkiraan saya, para marketer akan menghabiskan lebih banyak waktu mereka membuat konten, kemudian akan memberikan waktu ekstra untuk selanjutnya mempromosikan konten-konten yang telah dibuat tadi.
Meski begitu, mereka sering kali mengabaikan faktor penting yang ketiga : yaitu mengoptimalkan konten agar terjadi konversi.
Saya harap Anda lebih paham dan waspada mengenai hal ini.
Tidak ada kerugian apapun untuk mencoba mengoptimalkan konten, mengingat karena masih banyak sekali marketer yang meninggalkan penawaran maupun email pop-ups yang sama dan tidak pernah diubah selama bertahun-tahun.
Saya yakin Anda tidak begitu.
Contohnya seperti ini :
Seperti yang terlihat pada gambar, penawaran pada landing page tersebut kemungkinan besar juga tidak disesuaikan dengan alur perjalanan pembeli atau pelanggan secara online (user journey), padahal ini sangat mudah untuk dioptimalkan.
Ketika Anda mulai melihat konten sebagai peluang yang dapat dioptimalkan, Anda dapat membangun ulang seluruh jalur konversi dengan cara yang lebih baik.
Apakah saya menjelaskan terlalu cepat? Saya rasa saya terlalu terburu-buru.
Mari kita bahas dulu cara menemukan peluang ini menggunakan Google Analytics serta software pemasaran lainnya.
Cara Mengetahui Postingan Blog Dengan Peluang Tingkat Konversi Yang Dapat di-Optimasi/CRO (Conversion Rate Optimization)
Untuk memperkirakan besarnya pengaruh yang akan didapat, sebaiknya mulai dengan mencari posting blog dengan lalu lintas yang tinggi dan memiliki kinerja rendah (konversi rendah).
Dengan begitu, ketika terjadi perubahan tingkat konversi akan berpengaruh banyak (karena traffic/jangkauan posting lebih tinggi) dan secara teoritis lebih mudah untuk melihat peningkatan (karena tingkat konversi awal yang lebih rendah daripada rata-rata).
Jadi ketika kita memprioritaskan peluang, ada baiknya untuk menggabungkan kedua variabel ini.
Jika Anda hanya menggunakan posting dengan traffic/jangkauan yang tinggi saja, Anda mungkin akan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyesuaikan hal-hal kecil yang tidak banyak pengaruhnya terhadap kenaikan tingkat konversi.
Sama halnya atau bahkan lebih buruk jika Anda hanya melihat posting blog yang memiliki performa rendah.
Saya yakin Anda dapat menemukan banyak sekali blog yang hanya mendapatkan 12 pengunjung dalam satu bulan, tetapi sekali lagi hal itu tidak benar-benar akan menggerakkan kinerja bisnis Anda.
Karena itu, sebaiknya kita mencari postingan dengan lalu lintas tinggi serta berkinerja rendah (dengan kata lain memiliki tingkat konversi rendah).
Untuk mendapatkan posting dengan kedua karakter di atas Anda dapat melakukan dua cara berikut ini, tergantung dari bagaimana Anda ingin melakukan pendekatan terhadap permasalahan yang ada.
- Lihat rasio pentalan (bounce rate) atau
- Lihat tingkat konversi.
Meskipun Anda telah mengatur rasio pentalan dengan benar, ini mungkin bukan aspek pengukuran terbaik. Pentalan tidak selamanya berarti sesuatu yang buruk.
Demikian pula lamanya waktu seseorang mengunjungi halaman web Anda, hal ini belum tentu merupakan aspek pengukuran yang bagus.
Keduanya adalah “metrik keterlibatan” yang bisa berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pengukuran kemajuan bisnis Anda yang sebenarnya – yang dalam banyak kasus pengukuran tersebut merupakan sebuah konversi.
Meski begitu, terkadang itu merupakan perwakilan hasil terbaik yang Anda miliki.
Apabila seperti itu yang Anda alami, Anda dapat menemukan informasi ini dengan masuk ke Google Analytics dan membuka menu Behavior > Site Content > Landing Pages:
Selanjutnya, klik ikon “comparison” di sisi kanan laporan. Ini memungkinkan Anda untuk membandingkan berbagai macam nilai pengukuran terhadap nilai metrik rata-rata situs.
Dari sana, pilih “bounce rate” sebagai pengukuran di kolom paling kanan (di mana dikatakan “compared to site average“).
Hasilnya, Anda memiliki laporan Google Analytics untuk melihat posting-posting dengan traffic maupun rasio pantulan yang tinggi.
Halaman-halaman maupun posting-posting ini secara logis merupakan beberapa kandidat untuk dilakukannya berbagai macam perbaikan.
Namun, pastikan Anda tetap membandingkannya secara apple to apple.
Artikel berbasis pengetahuan dan artikel dari posting blog sebenarnya memiliki konteks yang benar-benar berbeda.
Bahkan beberapa posting blog memiliki konteks yang sangat bervariasi menuju posting blog lainnya (misalnya sebuah artikel panduan sederhana untuk memposting vs panduan lengkap yang memiliki navigasi di dalam sebuah posting artikel).
Untuk menghemat waktu, satu perbaikan yang dapat Anda lakukan disini adalah menggunakan filter sehingga Anda hanya melihat artikel yang berasal dari blog.
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, saya bukan penggemar berat dalam menggunakan rasio pentalan sebagai metrik kunci untuk mengukur suatu keberhasilan.
Sebaliknya, saya suka menggunakan tingkat konversi.
Jika Anda telah menetapkan sasaran atau tujuan konversi dengan benar, Anda pun dapat melakukannya juga.
Cukup alihkan metrik yang terletak di kolom paling kanan ke rasio konversi (Goal Conversion Rate) dan Anda akan mendapatkan laporan serupa.
Bagaimanapun juga yang satu ini akan menunjukkan posting-posting blog dengan lalu lintas tinggi dan tingkat konversi mereka dibandingkan dengan rata-rata lainnya (jauh lebih bermanfaat menurut saya).
Anda dapat langsung berhenti menganalisa di sini dan melihat halaman mana saja yang merupakan kandidat untuk dioptimalkan, tetapi saya ingin melangkah lebih jauh: menggunakan Excel dan mengolah data disana.
Excel memiliki banyak manfaat, sebagian besar kemampuannya untuk menggunakan tabel pivot, rumus, dan format kondisional dapat membantu Anda untuk memprioritaskan posting blog mana yang perlu dioptimalkan.
Untuk melakukan ini, cukup kembali ke laporan pertama Anda (Behavior > Site Content > Landing Pages), kembali ke tampilan tabel data asli (bukan tampilan “comparison“), dan ekspor ke CSV.
Kemudian Anda dapat mengatur format kondisional untuk melihat posting artikel blog mana yang berada di bawah rata-rata tingkat konversi situs.
Setelah itu, saya ingin membuat filter sehingga hanya menampilkan posting-posting artikel yang ada di bawah rata-rata situs.
Kemudian Anda dapat mengatur proyeksi (gambaran) masa depan berdasarkan tingkat konversi rata-rata situs Anda.
Pemikirannya seperti ini : “Jika kita dapat meningkatkan tingkat konversi sebuah posting blog agar sesuai dengan tingkat konversi rata-rata situs, berapa banyak lagi pelanggan/prospek/konversi yang akan dihasilkan?”
Dengan cara ini, kita dapat memprioritaskan halaman mana yang bernilai bagi bisnis.
Di sini, saya telah menyiapkan kolom untuk tingkat konversi rata-rata situs kami (dalam kasus ini, 7,5%), dan kolom berikutnya akan memproyeksikan berapa jumlah target konversi dengan tingkat konversi tersebut (7,5%).
Rumus yang diperlukan untuk menghitung ini adalah Sessions X Projected Conversion Rate:
Selanjutnya Anda dapat membuat kolom yang menunjukkan perbedaan jumlah konversi aktual Anda dan apa yang terjadi jika Anda menaikkannya ke tingkat konversi rata-rata situs (kurangi saja jumlah yang diproyeksikan dengan jumlah aktual konversi saat ini).
Jangan berharap ini akan menjadi proyeksi ROI yang tepat. Saran saya, gunakan itu sebagai cara untuk memperkirakan dan mengukur peluang, dan kemudian ketahuilah mana yang harus dikejar lebih dulu (dan prioritas kedua serta ketiga).
Dalam menerapkan cara perhitungan ini, Anda juga harus mengolah data dari “marketing tools” Anda.
Saya mengakui, Google Analytics memang hebat.
Tetapi saya juga suka mengambil data langsung dari form pop-ups saya, landing page, atau form builder tools.
Semua ini akan memungkinkan Anda untuk mengekspor data jumlah penayangan lengkap dengan jumlah konversinya, sehingga Anda dapat melakukan analisis dan prioritisasi serupa menggunakan data tersebut.
Anda harus benar-benar peduli untuk mendapatkan data dari “marketing tools” Anda jika melakukan A/B Split Test pada formulir prospek.
Kecuali Anda membuat setting event di Google Analytics untuk melacaknya, kemungkinan Anda tidak akan mendapatkan informasi tersebut selain menarik data langsung dari software yang Anda gunakan.
Sekarang, kita telah mendapat gambaran bagus tentang apa saja yang harus dioptimalkan.
Jadi, mari lanjutkan cara mengoptimalkan halaman-halaman itu.
Untuk mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan halaman-halaman tersebut Anda perlu membaca bagian kedua dari artikel ini.
Baca juga: https://becreativedigital.web.id/tingkatkan-performa-seo-website-anda-bagian-2/